Pejabat China Tuding Tentara AS Bawa Virus Corona COVID-19 ke Negaranya

Petugas laboratorium melakukan pengujian sampel dari orang yang akan diuji untuk virus corona COVID-19 di sebuah laboratorium di Shenyang, provinsi Liaoning timur laut China, Rabu (12/2/2020). WHO kini tidak lagi menyebut virus yang merebak di China sebagai Virus Corona Baru. (STR/AFP)


Pejabat China mengklaim kasus pertama Virus Corona COVID-19 bukan berasal dari negaranya, melaikan dari Amerika Serikat. Ia menuding seorang tentara asal AS yang membawa COVID-19 ke Negeri Tirai Bambu.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Kamis (13/3/2020) meski demikian, tuduhan yang dilontarkan seorang pejabat tersebut tidak didukung bukti.

Sementara itu, Juru Bicara Kementerian China Zhao Lijian juga dianggap melontarkan tuduhan yang sama. Setelah dalam akun Twitter pribadinya menyebut ada teori konspirasi yang menuduh AS sebagai penyebabnya.

Padahal, Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di China mengatakan bahwa sumber Virus Corona berasal dari binatang liar yang dijual di sebuah pasar di pusat kota Wuhan.

Namun dalam beberapa hari terakhir, pejabat China dan pakar kesehatan terkemuka lainnya mengklaim bahwa virus itu mungkin berasal dari tempat lain.

Dalam tweetnya, Zhao memposting video kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS yang memberikan kesaksian di depan Kongres bahwa beberapa orang Amerika yang diyakini meninggal karena flu didiagnosis secara anumerta dengan penyakit COVID-19.

"Mungkin tentara AS yang membawa epidemi ke Wuhan. Bersikaplah transparan! Berikan data Anda ke publik! Anda berutang penjelasan kepada kami!"

Para pejabat AS telah membuat marah China lantaran telah menghubungkan virus dengan negara itu. Bahkan, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menyebut "Virus Wuhan".

Kementerian Luar Negeri China telah menolak istilah itu.


Kekecewaan Gedung Putih


Kunjungan Donald Trump dengan otoritas layanan kesehatan AS terkait uji Virus Corona di Atlanta. (AP Photo/Alex Brandon)


Amerika Serikat merasa kecewa dan menilai kurangnya transparansi pihak China terkait krisis Virus Corona. Hal tersebut dikatakan oleh seorang pejabat senior Gedung Putih pada Kamis 13 Februari 2020.

"Kami sedikit kecewa karena kami tidak dilibatkan, kami sedikit kecewa dengan kurangnya transparansi dari China," ujar Direktur Dewan Ekonomi AS, Larry Kudlow kepada wartawan.

"Presiden Xi meyakinkan Presiden Trump bahwa China ada di sana dan akan ada keterbukaan, mereka akan menerima bantuan kami," tambahnya.

"Kami lebih dari bersedia untuk bekerja dengan PBB (dan) WHO dalam hal ini dan mereka tidak akan membiarkan kami (untuk ikut). Saya tidak tahu apa motif mereka. Saya tahu bahwa tampaknya semakin banyak orang menderita di sana. "

"Apakah Politbiro benar-benar jujur pada kita?" dia bertanya, merujuk pada badan kepemimpinan top komunis China.

Kudlow meramalkan bahwa dampak ekonomi akan "sangat minimal" bagi Amerika Serikat, tetapi mengatakan bahwa kekhawatiran akan Virus Corona menciptakan "ketidakpastian."

Saksikan video berikut ini :

Post a Comment

0 Comments