Iran Kecam AS, Sebut Corona Senjata Biologis Paman Sam



Komandan Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC) mengatakan virus corona mungkin merupakan senjata biologis dari Amerika Serikat (AS).

Dalam pemberitaan The Jerusalem Post yang dikutip Fox News, Mayor Jenderal Hossein Salami mengatakan virus itu mungkin produk dari "invasi biologis Amerika".

Berita ini pun dimuat dalam Twitter Iranian Student News Agency (ISNA). Ia pun meyakini negerinya akan memenangkan peperangan melawan virus ini.

"Kami akan memenangkan perang melawan virus #corona yang mungkin merupakan produk dari invasi biologis Amerika," ujarnya.

"Tahun ini adalah tahun Nasr dan tahun Zafar, beberapa kemanangan tidak dapat dipungkiri."

"Keamanan negara tidak tertandingi berkat pimpinan tertinggi (Ayatollah Khamenei) di dunia."

Virus corona bukan senjata biologis buatan AS. Melainkan penyakit yang berasal dari pasar di kota Wuhan, China dan kini tersebar di 80 lebih negara.

Selain China daratan, negara Iran dan Italia memiliki angka kematian tertinggi. Menurut angka terbaru dari Organisasi Kesehatan Dunia, Iran mencatat 2.922 kasus, 92 kasus diantaranya telah berakibat fatal.

Iran sendiri berada di ambang kekacauan akibat wabah virus corona. Bagaimana tidak, sebanyak 8% anggota parlemen Iran ternyata tertular virus SARS-CoV-2 dari penyakit COVID-19.

Sebanyak 23 dari 290 anggota Dewan Perwakilan Rakyat Iran (Majlis) dilaporkan positif tertular virus corona. Parlemen langsung ditangguhkan tanpa batas waktu, dan anggotanya diminta untuk berhenti bertemu dengan publik.

Iran memang menjadi satu-satunya negara yang memiliki banyak pejabat pemerintah yang terinfeksi virus corona. Wakil Presiden Masoumeh Ebtekar, Wakil menteri kesehatan Iraj Harirchi, Kepala Badan Darurat Nasional Pirhossein Kolivand, dan Kepala Komite Keamanan Nasional Parlemen dan Hubungan Luar Negeri Mojtaba Zolnour dinyatakan positif terkena virus corona.

Bahkan penasihat utama Ayatollah Ali Khamenei, yakni Mohammad Mirmohammadi meninggal akibat tertular virus tersebut.

Selain itu, ada kekhawatiran bahwa Iran tidak melaporkan jumlah orang yang terinfeksi di dalam perbatasannya, karena tingkat kematian akibat infeksi tersebut naik sekitar 4%, lebih signifikan lebih tinggi daripada tingkat di negara lain


Buka juga :

Post a Comment

0 Comments